03 Maret, 2009

Mengenal Apa Itu Hadits??


Tahukah kita, bahwa dewasa ini terjadi penyimpangan makna dari kata SUNNAH????????.

Sunnah dewasa ini dipahami oleh sebagian besar umat islam dengan hadits Rasul yang shakheh. Kok bisa ya...????
Padahal dari segi bahasa saja khan sudah jauh dan sangat berbeda???
Sunnah khan artinya jalan atau proses atau ketetapan...........
Sementara hadits artinya perkataan atau berita atau khabar atau juga cerita.
Lantas bagaimana pula ya, menghubungkannya dengan kata Sunnatullah.......???

Wah..........keblinger kali ya, orang-orang yang menyamakan antara Sunnah Rasul dengan Hadits Rasul.....................??


Yuuuuuk...............................kita coba mencari jawabannya?!!

Kita coba dari kata hadits dulu ya.....?!

Hadits tadi khan artinya perkataan atau berita atau khabar atau juga cerita. Jadi hadits Rasul artinya perkataan atau berita atau cerita dari Rasul donk????
Akh...............sepertinya ga gitu dech!! (garuk2 kepala aku)
Masa hadits Rasul maksudnya cerita dari Rasul?? (mikir donk!)
Maksudnya gini nich!
Hadits Rasul adalah suatu perkataan atau berita atau cerita yang dibawa oleh seseorang atau beberapa orang yang mengabarkan tentang Rasul. Baik itu kehidupan beliau, pribadi beliau, perkataan beliau, maklumat beliau, apa-apa yang pernah beliau lakukan, ijtihad beliau, interaksi beliau dengan para shahabat dan segala sesuatu yang berhubungan dengan beliau.
Jelas khan??
Jadi hadits itu hanya sekedar berita, .............. gitu!!
Namanya juga sekedar khabar ............... bagaimana kita harus terikat dengannya???
Kita hanya terikat dengan Sunnah/proses (baik Sunnatullah maupun Sunnaturrasul), bukan kepada khabar yang memberitakan ini dan itu, ......... gitu!!
Nanti kita akan bicara Sunnah!!
Kapan dan yang bagaimana sebuah hadits (sebuah berita) itu akan menjadi Sunnah (proses yang wajib dijalankan) bagi kehidupa kita?? Menjadi sebuah wajan/cetakan/percontohan bagi alur kehidupan kita.
Nanti kita akan bcara lebih jauh.
Sekarag kita kembali lagi ke Hadits.
Namanya juga sekedar khabar....?!
Bisa benar, bisa juga salah. Bisa shahih, bisa juga dho'if bahkan maudhu!!
Kalau pengen tahu lebih jauh mengenai keshahehan sebuah hadits, ya.... belajarlah kepada ahli hadits!!
Namanya juga sekedar khabar, ........ siapa yang mengabarkannya?
Makanya khan, setiap kali hadits itu di tuliskan atau dibacakan, tidak lupa senantiasa disertakan siapa periwayatnya. Maksudnya adalah, supaya kita tahu berita yang dibawakan tersebut, dari siapa?! Gitu!
Namanya juga khabar ....... ya ........ itulah khabar!
Apa yang ada pada diri Rasul dan apa yang pernah beliau katakan dan beliau lakukan pasti ada saja yang mengabarkannya atau menceritakannya kepada orang lain dari kalangan shahabat ataupun shahabiyah.
Cara bersisir beliau, cara berpakaian beliau, cara bejalan beliau, cara makan beliau, tidur beliau, canda tawa beliau, apa yang beliau suka dll, pasti ada yang mengabarkannya. (telepas shaheh tidaknya ya?)
Apakah semua itu lantas menjadi Sunnah??? Sebuah wajan atau cetakan atau prototipe atau percontohan alur hidup yang musti kita jalani??
Nanti kita akan bahas secara obyektif pada bahasan Sunnah.
Ketika saya menceritakan peri kehidupan atau perkataan dari seseorang yang saya kenal, kemudian orang yang saya kenal menceritakannya kembali kembali kepada orang lain dan begitu seterusnya. Berita atau cerita yang saya bawa hingga sampai kepada orang yang terakhir, inilah dalam bahasa arab dikatakan sebagai hadits. Orang-orang yang membawa khabar berita tersebut inilah yang disebut sebagai perawi (periwayat).
Lantas apakah khabar dari saya tadi kemudian sampai kepada orang yang terakhir itu sama persis format ceritanya??
Kecil kemungkinannya khan??
Tapi tidak menutup kemungkinan bisa sama persis. Atau paling tidak mendekati kepada format cerita dari awalnya.
Tapi kemungkinan besarnya adalah terjadinya pengurangan atau penambahan dari format awal cerita yang dibawa atau bahkan menyimpang sama sekali.
Nah....... ilmu dalam mempelajari tentang periwayatan kepada sebuah cerita atau hadits Rasul itu ada, yang mengakibatkan terkategorinya sebuah hadits tersebut menjadi hadits shakheh, khasan, dhaif atau maudhu.
Coba dech tanya kepada para pakarnya (ahli) hadits.
Jadii................................................................................
Untuk bisa mengatakan bahwa sebuah hadits itu shakheh, sangat kecil kemungkinannya.
Artinya, dari sekian juta hadits Rasul yang berkeliaran dimuka bumi ini, tidak ada sepuluh persennya yang bisa dikatakan sebagai hadits yang shakheh.
Lantas apakah iya juga para shahabat mengeluarkan hadits (membuat cerita) mengenai Rasulullah hanya berkisaran pada apa yang dikatakan sebagai hadits yang shakheh tersebut?
Pasti jauh lebih banyak khan? Bahkan bisa berpuluh atau bahkan beratus kali lipat banyaknya. Cuma, karena kedhaifan manusia yang memang diciptakan oleh Allah penuh dengan kelemahan mengakibatkan hadits-hadits yang dikeluarkan oleh para shahabat yang pasti berjuta jumlahnya, tidak sampai kepada kita saat ini.
Nah...... sekarang, coba kita berfikir lagi.
Jika hadits itu disamakan dengan sunnah, yang padahal sunnah itu adalah mengikat kepada setiap mu'min, lantas bagaimana terhadap hadits-hadits yang dikeluarkan oleh para shahabat yang berjuta jumlahnya tadi yang beritanya hilang ditelan zaman dan tidak sampai kepada kita hari ini???
Apakah kemudian kita hari ini menjadi orang-orang yang ingkar sunnah??? Karena banyaknya hadits-hadits yang tidak sampai kepada kita, yang menyebabkan kitapun tidak dapat melaksanakan.
Kembali berbicara Hadist.
Namanya juga khabar.............................
Khabar yang memberitakan mengenai Rasulullah.
Anehnya lagi, hal yang menceritakan mengenai Muhammad sebelum beliau diangkat sebagai Rasul, itupun dianggap oleh sebagian orang sebagai Sunnah.
Misalnya, Muhammad menikah diumur 25 tahun, dikatakan sebagai Sunnah. Sehingga ada sebagian orang yang mengikuti hal tersebut demi mengikuti Sunnah Rasul.
Kalau bener seperti itu, ya.... harusnya dia menikahi janda kaya donk!!!!...............???????
Dan banyak sekali hal-hal yang nyleneh seperti ini.
Namanya juga khabar.................................
Salah satunya adalah khabar yang menceritakan mengenai apa-apa yang dikatakan oleh Rasul mengenai berita dari Allah akan kehidupan masa lampau maupun yang akan datang. Termasuk kehiduan akhirat.
Cerita seperti ini biasa disebut sebagai hadits kutstsi. Berita dari Allah, akan tetapi bukanlah bagian dari Al-Qur'an.
Bagaimana mungkin hadits-hadits kutstsi adalah sunnah?? Jalan yang selayaknya kita lalui selama kita hidup dimuka bumi dalam upaya menggapai Ridho Ilahi.
Contohnya, dalam beberapa hadits kutstsi mengabarkan tentang kehiduan orang-orang di Syurga dan Neraka. Hanya sekedar cerita, tidak ada tindak lanjut kearah sebuah perintah atau larangan.
Bandingkan dengan literatul Al-Qur'an yang senantiasa diikuti dengan perintah atau larangan.
Lantas dimana letak sunnahnya dari hadits kutstsi yang diatas tadi???
Jadiii.........................................................................
Hadits itu adalah sebuah khabar berita yang menceritakan.
Hadits bisa jadi hanya sekedar cerita dan berita saja, tapi bisa juga cerita dan berita tadi menjadi suatu sunnah yang harus diaplikasikan oleh setiap mu'min dalam kehidupan pribadi maupun sosial.
Saya kira bahasan kita mengenai Hadits kita cukupkan dulu sampai disini, kalau ada yang tertarik dan memberikan masukan, silahkan kirimkan posting anda ke alamat email saya yang tercantum dibawah.

Selanjutnya, kita coba
mengupas lebih jauh mengenai bahasan Sunnah. Silahkan klick disini.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar