2. ORIENTALIS DAN KEBUDAYAAN ISLAM (2/6) |
21 Maret, 2009
Orientasi dan kebudayaan Islam
20 Maret, 2009
Mengambil Sunnah dari Shiroh Nabi
Bahasan kita adalah mengenai Shiroh Nabi besar Muhammad SAW.
Shiroh Nabi??
Shiroh yang menceritakan mengenai Perjalanan hidup Muhammad baik masa-masa yang berhubungan dengan beliau sebelum diangkat sebagai Nabi maupun setelah diangkat menjadi Nabi.
Perlunya mengkaji Shiroh Nabi??
Supaya kita mengetahui latar belakang dan arah langkah pergerakan dan perjuangan Nabi dalam mengemban tugas yang dipikulkan dipundak beliau. Dengan begitu, menjadikan satu acuan bagi penerus beliau dalam upaya mengikuti apa yang telah beliau perjuangkan.
Membandingkan kondisi di masa itu dengan kondisi kekinian.
Mengambil langkah dan tindakan yang tepat mengikuti petunjuk (fungsi shiroh) dari apa yang Nabi lakukan ketika menghadapi kondisi yang sama.
Dari pengkajian terhadap shiroh Nabi inilah kita nanti akan memahami kapankan sunnah itu menjadi sebuah acuan bagi amal hidup para pengikutnya.
Berbicara mengenai shiroh (sejarah) Nabi, pasti tidak akan lepas mengenai masa sebelum beliau dilahirkan, ketika beliau dilahirkan sampai dengan dewasa dan menikah, kemudian bagaimana beliau mendapatkan wahyu, selanjutnya bagaimana beliau mendakwahkan Dienullah sampai akhir hayatnya serta segala sesuatu yang melingkupi kehidupan beliau.
Berbicara mengenai sunnah Rasul, maka harus dilepaskan dari kisah atau shiroh dimana apa yang melingkupi Muhammad tersebut diluar dari misi dan tugas kerasulannya.
Bagian hidup dari Muhammad sebelum beliau diangkat menjadi Nabi dan Rasul, maka harus dikeluarkan dari koridor sunnah Rasul, karena sama sekali tidak ada hubungannya dengan misi dan tugas kerasulan.
Berawal dari turunnya ayat pertama kepada beliau,
05 Maret, 2009
Sunnaturrasul
Sunnatullah
SHIROH
Sebelum kita membahas mengenai Sunnah secara panjang lebar, anda harus mengkaji terlebih dahulu bahasan Shiroh ini, supaya kita bisa menempatkan sunnah pada proporsinya.
Shiroh dan sunnah itu keterkaitannya sangat erat. Karenanya, kita tidak akan mengenal sunnah sebelum kita mengenal shiroh.
Secara bahasa, shiroh mempunyai arti perjalanan. Ada beberapa kata yang hampir semakna dengan kata shiroh ini. Yaitu, Syari'at (Qs 17: 2), Tarikh, Sabil (misal Sabilillah) dan Sunnah.
Diantara semua kata tersebut, satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan tidak bisa dilepaskan ketika kita membahas mengenai Islam. Nanti kita akan mengenalnya lebih dalam hubungan keterkaitan tersebut ketika kita membahas mengenai Syari'ah.
Di Indonesia, Shiroh/Tarikh lebih dikenal dengan kata sejarah.
Kata-kata yang berhubungan dengan makna sejarah dalam literatul Qur'an ada beberapa :
Yang pertama adalah kqosos (kisah), yaitu suatu berita yang sudah pasti adanya, terjadi pada masa lampau.
Yang kedua, An-Naba' dan Khabar (berita), juga a'lama (memberi tahu). Suatu berita tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi baik itu dimasa lampau, sekarang maupun yang akan datang.
Yang ketiga, asatiril auwalin. Cerita orang-orang dahulu (dongeng fiktif).
Ternyata, Allah memerintahkan kepada setiap umat yang hidup didunia ini untuk mengkaji Shiroh. (Qs Al A'raaf : 176 dan Ar Rum : 42)
Mempelajari sejarah merupakan proses berfikir dan mengamati.
Mengapa Allah memerintahkan umat manusia untuk mengkaji sejarah??
Sejarah bisa dijadikan sebagai.............
Tastbit, penguat terhadap keimanan
Mau'idhah, pengajaran tentang yang baik dan buruk, yang benar dan salah.
Tadzkirah, Peringatan supaya kita jangan mengiuti langkah-langkah orang yang salah dimasa lampau.
Ibrah, sebagai satu cerminan dan pembelajaran terhadap pelaku sejarah dikemudian hari
(Qs Hud : 120)
Tasdikq, sebagai pembenaran atas keimanan
Tafsil, Penjelas atas ketidak tahuan
Hudan, Petunjuk kepada jalan yang benar
Rahmat, Rahmat dan ketenangan bagi yang memahami dan mentauladaninya
(Qs Yusuf : 111 dan Ali Imran : 159)
Nakalan, Cambukan dalam hati untuk mengingatkan agar jangan keluar dari jalan yang benar
Kenapa kita perlu mempelajari shiroh (sejarah)??
Dengan shiroh, kita akan dapat banyak pengetahuan
Dengan shiroh, kita bisa menghargai dan mencela (untuk dihindari) hasil upaya para pendahulu
Dengan shiroh, menyadarkan akan eksistensi kita dimuka bumi
Ketika kita mengkaji shiroh, akan kita dapatkan banyak pelajaran akan eksistensi manusia dimuka bumi. Ternyata manusia mempunyai amanah yang juga diemban oleh para Rasul.
Amanah tersebut adalah...................
Amanah Bumi untuk dikelola dan dimakmurkan
Amanah Syari'ah berupa tata aturan untuk direalisasikan
Amanah Khilafah sebagai mandat dari Allah akan kepenguasaan Bumi dan seisinya
Ketika kita mengkaji shiroh (sejarah) dari zaman Adam AS. sampai saat ini, sejarah tidak akan lepas dari 2 (dua) Sunnah, yaitu sunnatullah dan sunnaturrasul.
Sunnatullah adalah alur perjalanan hidup dan peradaban manusia, dimana Allahlah yang telah mengatur dan menetapkannya. Alur kehidupan manusia yang tidak pernah akan berubah sepanjang masa.
Sunnaturrasul adalah alur perjalanan hidup dan peradaban manusia, dimana tumbuh berkembangnya adalah upaya dan campurtangan manusia. Alur kehidupan yang secara esensi akan berulang dan terus berulang hingga akhir zaman.
Dimana alur hidup dan kehidupan manusia tersebut senantiasa mengalami pasang-surut, bangkit dan terpuruk.
(harus kita bedakan antara peradaban manusia dengan peradaban teknologi)
Mengapa peradaban manusia mengalmi keterpurukan??
Sebabnya adalah.........................
Yang pertama dikarenakan adanya penyimpangan-penyimpangan syari'ah. Tata aturan yang telah ditetapkan untuk mengatur manusia supaya hidup teratur dan selaras sesuai dengan proporsinya, dilanggar dan dicampakkan demi menuruti hawa nafsu (keinginan diri) yang tidak akan pernah terpuaskan.
Yang kedua dikarenakan penyimpangan-penyimpangan 'ibadah (pengabdian). Seharusnya hanya Allah satu-satunya dzat yang harus di abdi. Ketika seseorang telah mengabdikan dirinya kepada satu makhluk ataupun bangsa dan negara (musryik), maka Allah akan menyimpangkannya lebih jauh lagi.
Yang ketiga dikarenakan penyimpangan-penyimpangan dalam sebuah komunitas. Baik menyelisihi terhadap kepemimpinan maupun penyelisihan terhadap program-program.
Lantas kapankah kebangkitan akan muncul dalam setiap masanya??
Yaitu ketika.....................................
Adanya orang-orang yang siap memikul tugas kerasulan. Memahamkan ayat-ayat Allah untuk mensucikan jiwa-jiwa yang kotor serta mengajarkannya ketetapan-ketetapan dan hukum-hukum.
Kemudian adanya satu komonitas yang sanggup menerapkan ajaran-ajaran tersebut.
Selanjutnya adalah adanya kesinambungan antara ideologis yang dipegang dengan historis (shiroh para pendahulu yang juga memikul amanah yang sama)
Demikianlah kira-kira bahasan shiroh dan mengapa kita harus mengkaji shiroh. Selanjutnya silahkan kaji bahasan Shiroh Nabi
03 Maret, 2009
Mengenal Apa Itu Hadits??
Sunnah dewasa ini dipahami oleh sebagian besar umat islam dengan hadits Rasul yang shakheh. Kok bisa ya...????
Padahal dari segi bahasa saja khan sudah jauh dan sangat berbeda???
Sunnah khan artinya jalan atau proses atau ketetapan...........
Sementara hadits artinya perkataan atau berita atau khabar atau juga cerita.
Lantas bagaimana pula ya, menghubungkannya dengan kata Sunnatullah.......???
Wah..........keblinger kali ya, orang-orang yang menyamakan antara Sunnah Rasul dengan Hadits Rasul.....................??
Yuuuuuk...............................kita coba mencari jawabannya?!!
Kita coba dari kata hadits dulu ya.....?!
Hadits tadi khan artinya perkataan atau berita atau khabar atau juga cerita. Jadi hadits Rasul artinya perkataan atau berita atau cerita dari Rasul donk????
Akh...............sepertinya ga gitu dech!! (garuk2 kepala aku)
Masa hadits Rasul maksudnya cerita dari Rasul?? (mikir donk!)
Maksudnya gini nich!
Hadits Rasul adalah suatu perkataan atau berita atau cerita yang dibawa oleh seseorang atau beberapa orang yang mengabarkan tentang Rasul. Baik itu kehidupan beliau, pribadi beliau, perkataan beliau, maklumat beliau, apa-apa yang pernah beliau lakukan, ijtihad beliau, interaksi beliau dengan para shahabat dan segala sesuatu yang berhubungan dengan beliau.
Jelas khan??
Jadi hadits itu hanya sekedar berita, .............. gitu!!
Namanya juga sekedar khabar ............... bagaimana kita harus terikat dengannya???
Kita hanya terikat dengan Sunnah/proses (baik Sunnatullah maupun Sunnaturrasul), bukan kepada khabar yang memberitakan ini dan itu, ......... gitu!!
Nanti kita akan bicara Sunnah!!
Kapan dan yang bagaimana sebuah hadits (sebuah berita) itu akan menjadi Sunnah (proses yang wajib dijalankan) bagi kehidupa kita?? Menjadi sebuah wajan/cetakan/percontohan bagi alur kehidupan kita.
Nanti kita akan bcara lebih jauh.
Sekarag kita kembali lagi ke Hadits.
Namanya juga sekedar khabar....?!
Bisa benar, bisa juga salah. Bisa shahih, bisa juga dho'if bahkan maudhu!!
Kalau pengen tahu lebih jauh mengenai keshahehan sebuah hadits, ya.... belajarlah kepada ahli hadits!!
Namanya juga sekedar khabar, ........ siapa yang mengabarkannya?
Makanya khan, setiap kali hadits itu di tuliskan atau dibacakan, tidak lupa senantiasa disertakan siapa periwayatnya. Maksudnya adalah, supaya kita tahu berita yang dibawakan tersebut, dari siapa?! Gitu!
Namanya juga khabar ....... ya ........ itulah khabar!
Apa yang ada pada diri Rasul dan apa yang pernah beliau katakan dan beliau lakukan pasti ada saja yang mengabarkannya atau menceritakannya kepada orang lain dari kalangan shahabat ataupun shahabiyah.
Cara bersisir beliau, cara berpakaian beliau, cara bejalan beliau, cara makan beliau, tidur beliau, canda tawa beliau, apa yang beliau suka dll, pasti ada yang mengabarkannya. (telepas shaheh tidaknya ya?)
Apakah semua itu lantas menjadi Sunnah??? Sebuah wajan atau cetakan atau prototipe atau percontohan alur hidup yang musti kita jalani??
Nanti kita akan bahas secara obyektif pada bahasan Sunnah.
Kecil kemungkinannya khan??
Kembali berbicara Hadist.
Namanya juga khabar.............................
Khabar yang memberitakan mengenai Rasulullah.
Anehnya lagi, hal yang menceritakan mengenai Muhammad sebelum beliau diangkat sebagai Rasul, itupun dianggap oleh sebagian orang sebagai Sunnah.
Misalnya, Muhammad menikah diumur 25 tahun, dikatakan sebagai Sunnah. Sehingga ada sebagian orang yang mengikuti hal tersebut demi mengikuti Sunnah Rasul.
Kalau bener seperti itu, ya.... harusnya dia menikahi janda kaya donk!!!!...............???????
Dan banyak sekali hal-hal yang nyleneh seperti ini.
Namanya juga khabar.................................
Salah satunya adalah khabar yang menceritakan mengenai apa-apa yang dikatakan oleh Rasul mengenai berita dari Allah akan kehidupan masa lampau maupun yang akan datang. Termasuk kehiduan akhirat.
Cerita seperti ini biasa disebut sebagai hadits kutstsi. Berita dari Allah, akan tetapi bukanlah bagian dari Al-Qur'an.
Bagaimana mungkin hadits-hadits kutstsi adalah sunnah?? Jalan yang selayaknya kita lalui selama kita hidup dimuka bumi dalam upaya menggapai Ridho Ilahi.
Contohnya, dalam beberapa hadits kutstsi mengabarkan tentang kehiduan orang-orang di Syurga dan Neraka. Hanya sekedar cerita, tidak ada tindak lanjut kearah sebuah perintah atau larangan.
Bandingkan dengan literatul Al-Qur'an yang senantiasa diikuti dengan perintah atau larangan.
Lantas dimana letak sunnahnya dari hadits kutstsi yang diatas tadi???
Jadiii.........................................................................
Hadits itu adalah sebuah khabar berita yang menceritakan.
Hadits bisa jadi hanya sekedar cerita dan berita saja, tapi bisa juga cerita dan berita tadi menjadi suatu sunnah yang harus diaplikasikan oleh setiap mu'min dalam kehidupan pribadi maupun sosial.
Saya kira bahasan kita mengenai Hadits kita cukupkan dulu sampai disini, kalau ada yang tertarik dan memberikan masukan, silahkan kirimkan posting anda ke alamat email saya yang tercantum dibawah.
Selanjutnya, kita coba mengupas lebih jauh mengenai bahasan Sunnah. Silahkan klick disini.
KEPEMIMPINAN
Seungguhnya Pemimpin kalian hanyalah Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang Beriman: yaitu orang-orang yang menegakkan shalat dan menunaikan zakat serta mereka tunduk (kepada Allah) --> Qs Al Maidah:55
Setiap komonitas manusia sekecil dan sesederhana apapun, tidak akan lepas dengan keorganisasian dan kepemimpinan, kapanpun dan dimanapun berada. Bahkan komonitas suku di pedalaman sekalipun pasti ada kepala sukunya. Karena memang harus ada yang mengkoordinir setiap kegiatan kemanusiaan dan kemasyarakatan. maka menjadi sebuah Sunnatullah bahwa seecara sosial, setiap aktifitas dan komonitas manusia membutuhkan keorganisasian dan kepemimpinan. Itulah fitrah-Nya
Islam mengajak umatnya untuk senantiasa berjalan diatas fitrah-Nya. Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada dien (Allah). Fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah)Dien yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Qs. Ar-Rum: 30)
Bayangkan apabila sebuah Perusahaan tanpa kepemimpinan, pasti kekacauan yang terjadi. Tiap bagian bekerja sekehendaknya sendiri-sendiri. Tidk ada kerjasasama. tiap karyawan bekerja semaunya sendiri, tidak ada yang mrngelola dan mengatur pekerjaan mereka. Maka bagaimn mungkin Perusahaan dapat berproduksi. bagaimana pula bisa bersaing dengan Perusahaan lain.
Bayangkanlah andaikata Negeri ini tanpa kepemimpinan, tidak ada Presiden, Gubernur, Bupati, Camat, Kades bahkan tidak ada Ketua RT sekalipun. Maka siapa yang akan menata kehidupan bermasyarakat? Pasti kekacauan yang terjadi. Karena pasti tidak akan berlangsung sistem perundangan dan hukum dalam masyarkat. Masyarakat berlaku dan berbuat semaunya. Saling sikut, saling hantam, saling jegal, saling terjang, bahkan saling bunuh untuk memenuhi hajat hidupnya masing-masing.
Seharusnya kita memahami Islam adalah sebagai suatu organisasi ideal, bukan sekedar ruang spiritual yang mengajak umatnya berbuat kebaikan. Islam sebagai sebuah organisasi adalah sebuah sistem yang mengatur umatnya dengan segala perangkat yang menunjang berlangsungnya penataan kehiduan. Maka dalam tubuh Islam layaknya memiliki bermacam kelembagaan penunjang, dari lembaga pendidikan, lembaga keuangan, lembaga sosial, lembaga peradilan, lembaga kontrol, bahkan musti ada lembaga pertahanan dan keamanannya.
Untuk menata segala erangkat tersebut, tidak akan mungkin berjalan sendiri-sendiri. Maka dibutuhkan keemiminan yang menata dan mengatur berjalannya setia kegiatan kelembagaan, kemasyarakatan dan pengabdian manusia keada Robbnya. Dimana pertanggungjawabannya adalah langsung kepada Allah.
Kepemimpinan didalam Islam adalah mutlak, demi mewujudkan keberlangsungan kehidupan sosial masyarakat dan pengabdian kepada sang khaliq. Tanpa kepemiminan, yang terjadi adalah terpecah-belahnya umat dan terombang-ambingnya mereka dalam kesesatan. Satu sama lain saling menjelekkan, karena tidak ada yang melegalisasi peraturan dan perundangan demi kemaslahatan umat.
Kepemimpinan dalam islam adalah amanah dari Allah. Bukan seperti anggapan kebanyakan manusia yang menyatakan bahwa kepemimpinan adalah amanah rakyat (manusia). Maka dalam melaksanakan tugas kepemimpinan harus sesuai dengan kehendak Si Pemberi amanah (Allah), meskipun tidak sejalan dengan yang diinginkan oleh kebanyakan manusia.
Ada perbedaan yang sangat mendasar antara konsep pemikiran Demokrasi dengan konsepsi Islam. Dalam demokrasi, kedaulatan tertinggi ada ditangan rakyat (manusia). Sehingga ketika kebanyakan manusia menginginkan sesuatu, meskipun itu bertentangan dengan kehendak Allah, itu menjadi legal. Prostitusi, aborsi, pergaulan bebas, minuman keras, narkoba, ghibah dan berbagai macam kemaksiatan menjadi legal ketika sebagian besar manusia membolehkannya. Sementara dalam Islam mengajarkan, kedaulatan tertinggi ditangan Allah, yang dilaksanakan sepenuhnya oleh pemimpim umat Islam (Pemerintahan Islam). Kepemimpinan Islam inilah yang akan menata kehidupan umat manusia dengan peraturan dan perundangan yang telah diwahyukan oleh Allah. Namun demikian, mekanisme pemiihan dan pengangkatan kepemimpinan Islam tersebut tetap diserahkan kepada manusia dengan tidak keluar dari koridor kebenaran.
- Jangan memilih pemimpin dar umat Yahudi dan Nasrani (Qs 5:51)
- Jangan memilih pemimpin dari kalangan Utul Kitab (orang yang telah datang kitabullah kepadanya tapi enggan menegakkannya sebagai konsepsi hidupnya, Qs 5:57)
- Jangan memilih pemimpn dari kalangan orang-orang Kafir (orang yang terang-terangan menolak untuk hidup tertata dengan aturan Allah, Qs 5:57)
- Jangan menjadikan musuh Allah dan musuh orang-orang bermansebagai Pemimpin (Qs 60:1)
- Pilihlah pemimpin hanya dari golongan orang-orang yang beriman yang senantiasa beripaya dengan harta dan jiwanya menegakkan kalimatillah dimuka bumi (Qs 5:55-56, 49:15)
Apabila kita melanggar batasan-batasan diatas, termasuklah kita kedalam golongan orang yang dipilh sebagai pemimpin tadi.
Bagaimanapun juga, tegakkanya kepemimpinan adalah suatu fitrah manusia. Islampun mewajibkan umatnya untuk senantiasa berada dalam sebuah kepemimpinan islam. Seperti yang diamanahkan oleh Rasulullah kepada umatnya melalui Hudzaifah ibnul Yaman.
........... "Hendaklah engkau senantiasa berada senantiasa berada dalam jama'ah kaum Muslimin dan Imam mereka". Aku bertanya, "Bagaimana jika tidak ada jamaah dan imam bagi kaum Muslimin?" Rasulullah menjawab, "Maka hendaklah engkau tinggalkan semua golongan (firqoh) yang ada, meskipun engkau terpaksa memakan akar kayu, sehingga maut merenggut jiwamusedangkan engkau tetap berada dalam keadaan demikian". (HR. Bukhari dan Muslim).
Jadi tidak ada kata nanti atau tunggu untuk saat ini juga mari kita tegakkan dan munculkan sebuah kepemimpinan Islam. Jika dalam pandangan kita muskil karena keterbatasan keilmuan kita, mari kita cari saat ini juga sebuah kepemimpinan islam yang hak lantas kita beriman kepadanya untuk mengamankan diri supaya hidup kita tertata dengan aturan Allah.
Adakah itu???? Yakinlah bahwa pasti ada!! Bumi Allah yang sangat luas ini pasti tidak akan Allah sia-siakan begitu saja.