Seungguhnya Pemimpin kalian hanyalah Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang Beriman: yaitu orang-orang yang menegakkan shalat dan menunaikan zakat serta mereka tunduk (kepada Allah) --> Qs Al Maidah:55
Setiap komonitas manusia sekecil dan sesederhana apapun, tidak akan lepas dengan keorganisasian dan kepemimpinan, kapanpun dan dimanapun berada. Bahkan komonitas suku di pedalaman sekalipun pasti ada kepala sukunya. Karena memang harus ada yang mengkoordinir setiap kegiatan kemanusiaan dan kemasyarakatan. maka menjadi sebuah Sunnatullah bahwa seecara sosial, setiap aktifitas dan komonitas manusia membutuhkan keorganisasian dan kepemimpinan. Itulah fitrah-Nya
Islam mengajak umatnya untuk senantiasa berjalan diatas fitrah-Nya. Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada dien (Allah). Fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah)Dien yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Qs. Ar-Rum: 30)
Bayangkan apabila sebuah Perusahaan tanpa kepemimpinan, pasti kekacauan yang terjadi. Tiap bagian bekerja sekehendaknya sendiri-sendiri. Tidk ada kerjasasama. tiap karyawan bekerja semaunya sendiri, tidak ada yang mrngelola dan mengatur pekerjaan mereka. Maka bagaimn mungkin Perusahaan dapat berproduksi. bagaimana pula bisa bersaing dengan Perusahaan lain.
Bayangkanlah andaikata Negeri ini tanpa kepemimpinan, tidak ada Presiden, Gubernur, Bupati, Camat, Kades bahkan tidak ada Ketua RT sekalipun. Maka siapa yang akan menata kehidupan bermasyarakat? Pasti kekacauan yang terjadi. Karena pasti tidak akan berlangsung sistem perundangan dan hukum dalam masyarkat. Masyarakat berlaku dan berbuat semaunya. Saling sikut, saling hantam, saling jegal, saling terjang, bahkan saling bunuh untuk memenuhi hajat hidupnya masing-masing.
Seharusnya kita memahami Islam adalah sebagai suatu organisasi ideal, bukan sekedar ruang spiritual yang mengajak umatnya berbuat kebaikan. Islam sebagai sebuah organisasi adalah sebuah sistem yang mengatur umatnya dengan segala perangkat yang menunjang berlangsungnya penataan kehiduan. Maka dalam tubuh Islam layaknya memiliki bermacam kelembagaan penunjang, dari lembaga pendidikan, lembaga keuangan, lembaga sosial, lembaga peradilan, lembaga kontrol, bahkan musti ada lembaga pertahanan dan keamanannya.
Untuk menata segala erangkat tersebut, tidak akan mungkin berjalan sendiri-sendiri. Maka dibutuhkan keemiminan yang menata dan mengatur berjalannya setia kegiatan kelembagaan, kemasyarakatan dan pengabdian manusia keada Robbnya. Dimana pertanggungjawabannya adalah langsung kepada Allah.
Kepemimpinan didalam Islam adalah mutlak, demi mewujudkan keberlangsungan kehidupan sosial masyarakat dan pengabdian kepada sang khaliq. Tanpa kepemiminan, yang terjadi adalah terpecah-belahnya umat dan terombang-ambingnya mereka dalam kesesatan. Satu sama lain saling menjelekkan, karena tidak ada yang melegalisasi peraturan dan perundangan demi kemaslahatan umat.
Kepemimpinan dalam islam adalah amanah dari Allah. Bukan seperti anggapan kebanyakan manusia yang menyatakan bahwa kepemimpinan adalah amanah rakyat (manusia). Maka dalam melaksanakan tugas kepemimpinan harus sesuai dengan kehendak Si Pemberi amanah (Allah), meskipun tidak sejalan dengan yang diinginkan oleh kebanyakan manusia.
Ada perbedaan yang sangat mendasar antara konsep pemikiran Demokrasi dengan konsepsi Islam. Dalam demokrasi, kedaulatan tertinggi ada ditangan rakyat (manusia). Sehingga ketika kebanyakan manusia menginginkan sesuatu, meskipun itu bertentangan dengan kehendak Allah, itu menjadi legal. Prostitusi, aborsi, pergaulan bebas, minuman keras, narkoba, ghibah dan berbagai macam kemaksiatan menjadi legal ketika sebagian besar manusia membolehkannya. Sementara dalam Islam mengajarkan, kedaulatan tertinggi ditangan Allah, yang dilaksanakan sepenuhnya oleh pemimpim umat Islam (Pemerintahan Islam). Kepemimpinan Islam inilah yang akan menata kehidupan umat manusia dengan peraturan dan perundangan yang telah diwahyukan oleh Allah. Namun demikian, mekanisme pemiihan dan pengangkatan kepemimpinan Islam tersebut tetap diserahkan kepada manusia dengan tidak keluar dari koridor kebenaran.
- Jangan memilih pemimpin dar umat Yahudi dan Nasrani (Qs 5:51)
- Jangan memilih pemimpin dari kalangan Utul Kitab (orang yang telah datang kitabullah kepadanya tapi enggan menegakkannya sebagai konsepsi hidupnya, Qs 5:57)
- Jangan memilih pemimpn dari kalangan orang-orang Kafir (orang yang terang-terangan menolak untuk hidup tertata dengan aturan Allah, Qs 5:57)
- Jangan menjadikan musuh Allah dan musuh orang-orang bermansebagai Pemimpin (Qs 60:1)
- Pilihlah pemimpin hanya dari golongan orang-orang yang beriman yang senantiasa beripaya dengan harta dan jiwanya menegakkan kalimatillah dimuka bumi (Qs 5:55-56, 49:15)
Apabila kita melanggar batasan-batasan diatas, termasuklah kita kedalam golongan orang yang dipilh sebagai pemimpin tadi.
Bagaimanapun juga, tegakkanya kepemimpinan adalah suatu fitrah manusia. Islampun mewajibkan umatnya untuk senantiasa berada dalam sebuah kepemimpinan islam. Seperti yang diamanahkan oleh Rasulullah kepada umatnya melalui Hudzaifah ibnul Yaman.
........... "Hendaklah engkau senantiasa berada senantiasa berada dalam jama'ah kaum Muslimin dan Imam mereka". Aku bertanya, "Bagaimana jika tidak ada jamaah dan imam bagi kaum Muslimin?" Rasulullah menjawab, "Maka hendaklah engkau tinggalkan semua golongan (firqoh) yang ada, meskipun engkau terpaksa memakan akar kayu, sehingga maut merenggut jiwamusedangkan engkau tetap berada dalam keadaan demikian". (HR. Bukhari dan Muslim).
Jadi tidak ada kata nanti atau tunggu untuk saat ini juga mari kita tegakkan dan munculkan sebuah kepemimpinan Islam. Jika dalam pandangan kita muskil karena keterbatasan keilmuan kita, mari kita cari saat ini juga sebuah kepemimpinan islam yang hak lantas kita beriman kepadanya untuk mengamankan diri supaya hidup kita tertata dengan aturan Allah.
Adakah itu???? Yakinlah bahwa pasti ada!! Bumi Allah yang sangat luas ini pasti tidak akan Allah sia-siakan begitu saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar